Kalo orang 'goblok' itu tak pandai menghitung, makanya lebih cepat mulai usaha. Kalau orang pinter, menghitungnya 'njlimet', jadi nggak mulai-mulai usahanya. Nah, kalau orang 'goblok', dia akan mencari orang pintar dan harus lebih pintar darinya, untuk menjalankan usahanya. Lain hal dengan orang 'goblok', jika ketemu gagal, nggak merasa kalau dia gagal, karena dia merasa sedang 'belajar'. Pengusaha tak harus pintar dalam segala hal. Tapi harus pintar mencari orang pintar.
Komentar saya:
Tidak ada salahnya orang goblok yang beruntung mudah mencari pekerjaan, kemudian dengan kegoblokannya cari orang yang pinter untuk membantu berusaha. Dan tidak ada salahnya juga orang pinter yang mudah mencari pekerjaan pada suatu waktu menggoblokkan dirinya untuk membuka usaha. Pandai-pandai saja merubah tingkat kepinteran/kegoblokan. Jangan terbawa emosi, bosan menjadi karyawan misalnya. Apakah tidak boleh menjadi karyawan sekaligus memiliki usaha? Kalo tidak ada yang mau menjadi karyawan, terus mana ada orang yang mulai berusaha. Setidaknya menjadi karyawan bagi dirinya sendiri.
Dunia itu penuh dengan ketidakpastian kepastian. Orang lain bisa sukses dengan cara X, belum tentu kita bisa sukses jika melakukan hal yang sama. Bisa jadi kita sukses dengan cara Y.
Kewajiban manusia hanyalah berusaha yang terbaik, Allah-lah yang menentukan segala sesuatu. Sehingga, jangan lupa bahwa kita ini adalah makhluk ciptaan Allah yang diciptakan sebagai Abdullah (abdi Allah). Besihkanlah harta kita dengan zakat karena sebagian harta kita bukan merupakan hak kita. Allah saja memberi rizki kita dengan cara yang tidak dapat kita duga, mosok menyisihkan 2,5% (tergantung usaha kita) saja tidak mau.
Selamat berusaha dan semoga mendapatkan barokah dari Allah. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar